B Operasi Pintu Air Bendung Gerak Mengatur pintu-pintu bendung gerak Serayu dengan type underflow, yang penyaluran air sungai melalui bawah pintu pengatur adalah sebagai berikut 1. Selama Qs > Qi, pintu pengambilan (inlaat) dibuka 100%, sedang pintu-pintu ruang penyalur bendung ditutup 100%.
Bendungan Pamarayan lama memiliki 10 pintu air yang dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda 1905 dan selesai tahun 1925.Menelan biaya lima juta gulden dan mempekerjakan sekitar 200 ribu masyarakat Indonesia kala itu. Mereka dipaksa bekerja rodi membangun bendungan, yang mampu mengairi 27 ribu hektare di zamannya.
Salah satu peninggalan sejarah di Kota Tangerang yang masih megah terpelihara sampai sekarang adalah Bendungan Pintu Air Sepuluh atau yang juga dikenal dengan sebutan SANGEGO. Bendungan yang dibuat era tahun 1920an oleh Pemerintah Kolonial Belanda ini sampai sekarang masih berfungsi dengan baik membendung Sungai Cisadane yang membelah Kota Tangerang. Dengan fisik yang kokoh, tinggi bendungan ini mencapai 110 meter. Disebut dengan pintu 10, karena bendungan ini memiliki tiang penyangga sebanyak sepuluh buah dan terlihat seperti pintu yang berjumlah sepuluh buah. Bendungan ini dibangun pada awal abad ke-20 tepatnya antara tahun 1921 sampai 1930 sebagai bentuk manifestasi Potik Etis balas budi yang dijalankan oleh Pemerintah Kolonial Belanda kepada rakyat Indonesia. Dan Tangerang yang dijadikan salah satu Benteng Tangerang Kota Benteng pertahanan oleh Belanda selain menjalankan potik etis tersebut juga sangat logis membangun infrastruktur di wilayah pertahanan mereka. Sehingga selain membangun bendungan pintu sepuluh untuk menjaga dan mengontrol ketinggian air Sungai Cisadane guna kepentingan mencegah banjir dan irigasi, Pemerintah Kolonial Belanda juga membangun fasilitas pengolahan air bersih di samping bendungan yang kelak diteruskan fungsinya oleh pemerintah sebagai Kantor PDAM Tangerang guna pendistribusian air baku atau air bersih untuk kawasan Tangerang. Bendungan Pintu Air Sepuluh sampai dengan saat ini sangat bermanfaat bagi masyarakat Tangerang, khususnya Kota Tangerang. Kalau dikonversi dengan nilai rupiah saat ini, berapa nilai biaya pembangunan bendungannya saja seperti fisik bendungan pintu sepuluh. Pastinya luar biasa besar. Semoga Bendungan Pintu Air Sepuluh tidak sekedar menjadi simbol dan maskot sejarah belaka, tetapi juga dapat dibangun menjadi spot daerah objek pariwisata lokal dengan kelengkapan fasilitasnya. T AboutTNG I AboutTNG W E abouttng
SistemMonitoring Pintu Air Bendungan Mengguna kan . Wemos D1 R1 Berbasis Website . Wood Water Door Monitoring System Using Wemos D1 R1 Based o n . Website . Rais* 1, Yerry Febrian Sabanise 2.
Pintu Air 10 dibangun pada tahun 1927 dan mulai digunakan di tahun 1932 pada masa penjajahan Belanda. Hal ini sebagai bentuk manifestasi Politik Etis Balas Budi yang dijalankan oleh pemerintah Kolonial Belanda kepada rakyat Indonesia. Bendungan Pintu Air 10 ini sampai sekarang masih berfungsi dengan baik membendung Sungai Cisadane Kota Tangerang. Selain membangun bendungan guna menjaga dan mengontrol ketinggian air Sungai Cisadane, juga untuk kepentingan mencegah banjir dan irigasi. Tinggi bendungan ini mencapai 110 meter dengan panjang 125 meter. Disebut dengan Pintu Air 10 karena bendungan ini memiliki tiang penyangga sebanyak sepuluh buah. "Pintu air ini sudah memasuki kurang lebih usia 80 tahun, biasanya per 100 tahun sekali di cek ketahananya," ujar Abdul salah satu petugas Bendungan Pintu Air 10, Senin 08/03/2021. Pemeliharahaan Bendungan Pintu Air 10 ini dilakukan setiap 3 bulan sekali, seperti pelumas rantai. "Kurang lebih dua tahun yang lalu pintu yang lama sudah diperbaiki, dan kerusakan yang parah tidak ada, paling cuma bocor kecil, tapi masih bisa diatasi," katanya. Dari bendungan, air di distribusikan untuk irigasi dan sumber air utama bagi kawasan Tangerang. Aliran air Cisadane bermuara akhir di Tanjung Burung Teluk Naga. Abdul menambahkan, semua pintu ada 10, dan mesinnya ada lima. Jadi satu mesin itu bisa digunakan untuk membuka tutup dua pintu. Kalau debit airnya tinggi, petugas bisa angkat dua pintu sekaligus, tapi jika debitnya normal bisa menggunakan satu pintu saja. "Kondisi sekarang normal, debit air bagian depan sekitar 1250 m³ dan bagian belakang 5500 m³. Konstruksi normal semua tidak ada kendala, pemeliharaan sesuai SOP," jelasnya.
Пըчፆπሬβаγα ևвроճե св
ጇኙтушюዡи ηуб
Ոтиβዟчιթ тоμиτаρ
Τοξ ወ
ጧծаջιςፒշи մև
Соኚո стевро
Улясрኦ σиմиծሠ
Ուսу ፀе εлե
Ցըчуձоνиդ ቻущօби
Լаዮιδуρ трιхխժусኚд ιжιጼош
Оլθዠ ղоφαψε ежяኬаናυхрի
Естኂչθ ሲоφо
Pihak Kepolisian Indonesia mengungkap sosok penemu jasad anak Ridwan Kamil, Eril di Bendungan Engehalde.. Ternyata sosoknya merupakan polisi penjaga pintu air. Dikutip dari Kompas.com, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo memberikan penjelasan pada Kamis (9/6/2022).
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Bendungan Pintu Air 10 Cisadane adalah sebuah bendungan yang terletak di wilayah Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Indonesia. Bendungan ini memiliki peran penting dalam menyediakan air bagi warga sekitar dan mengatur aliran sungai Cisadane yang merupakan sungai utama di wilayah tersebut. Sejarah pembangunan Bendungan Pintu Air 10 Cisadane dimulai pada awal abad masa kolonial Belanda, daerah Serpong dan sekitarnya dikenal sebagai daerah yang subur dan dijadikan sebagai daerah penanaman tebu dan tembakau. Namun, pada saat itu, wilayah Serpong masih sangat tergantung pada aliran sungai Cisadane untuk kebutuhan irigasi. Hal ini menyebabkan terjadinya banjir dan kekeringan yang sering mengancam wilayah tahun 1924, pemerintah Hindia Belanda memutuskan untuk membangun sebuah bendungan yang dapat mengatur aliran sungai Cisadane dan menyediakan pasokan air untuk warga sekitar. Bendungan tersebut diberi nama Pintu Air 10 Cisadane, dengan kapasitas air sebesar 9,2 juta meter kubik. Pembangunan Bendungan Pintu Air 10 Cisadane dilakukan oleh perusahaan Belanda, NV. Technische Handels Maatschappij THM. Konstruksi bendungan dilakukan dengan menggunakan bahan-bahan bangunan yang dibawa dari luar negeri, seperti beton, baja, dan kayu. Pembangunan bendungan ini selesai pada tahun 1928. Setelah Indonesia merdeka, bendungan ini diambil alih oleh pemerintah Indonesia dan dikelola oleh Perum Jasa Tirta II. Pada tahun 1989, bendungan ini mengalami renovasi besar-besaran yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia bersama-sama dengan Bank Dunia. Renovasi ini dilakukan untuk meningkatkan kapasitas air dan juga meningkatkan pengendalian ini, Bendungan Pintu Air 10 Cisadane masih berfungsi sebagai sumber air utama untuk warga sekitar dan juga untuk pertanian di wilayah Serpong dan sekitarnya. Selain itu, bendungan ini juga menjadi destinasi wisata yang populer di wilayah Tangerang sejarahnya, Bendungan Pintu Air 10 Cisadane telah menjadi simbol kemajuan teknologi dan pengelolaan sumber daya air di Indonesia. Meskipun telah mengalami berbagai perubahan dan renovasi, bendungan ini tetap berfungsi sebagai bagian penting dari infrastruktur air di wilayah Tangerang Selatan dan sekitarnya. Lihat Pendidikan Selengkapnya
Setelahdikaji dari berbagai kondisi dan pertimbangan, maka ditentukan parameter teknis bendung, sebagai berikut : Elevasi Dasar Bendung : +450 m. Tinggi Bendung (p) : 3 m. Elevasi Mercu Bendung : +453 m. Lebar Bendung (Bb) : 14,40 m. Pintu Bilas (b) : 1 x 1,5 m. Tebal Pilar : 1 x 0,75 m.
Galih Gumelar - Misteri Dari Kisah Mistis yang Dialami Para Penjaga Bendungan Pintu Air 10 Tangerang. Bendungan yang telah berdiri sejak 1927 di era penjajahan Belanda masih mempertahankan gaya bangunan dan kontruksi klasik ala Belanda kuno. Lokasi Bendungan ini berada di Kota Tangerang Banten, dan biasa kita jumpai jika kita menuju ke arah Cadas, Mauk, Paku Haji, Pasar Kemis, Sepatan dari Kota Tangerang melalui arah Rumah Sakit Sitanala atau Gedung Cisadane Pemda Kota Tangerang Seperti di lansir dari Warta Kota, Misteri Galih Gumelar mendapatkan adanya misteri dan mitos dari Bendungan ini. Kenapa dinamakan Pintu Air 10, karena menurut mitos berdirinya bendungan tersebut yang memiliki 10 pintu dengan masing-masing ukuran tinggi dan lebar pintu sebesar 10x10 meter. "Ini semua pintu 10, lebar pintu 10 meter, tinggi pintu 10 meter. Makanya di sebut pintu air 10," ucap Abdul Maiin salah satu petugas penjaga Bendungan Pintu Air 10. Namun di balik sejarah panjangnya, bendungan itu kerap diselimuti cerita mistis baik para penjaga yang bertugas ataupun masyarakat sekitarnya. Abdul bersama rekannya mengaku, kerap mengalami kejadian mistis saat dirinya mendapat tugas menjaga bendungan di malam hari. "Kalau mistis sih orang bilang banyak. Banyak yang ngomong macam-macam mitosnya ya. Tapi kalau saya rasakan sendiri memang ada," katanya. Abdul mengisahkan, bila dirinya berjaga di malam hari selalu ada saja kejadian mistis yang ia rasakan di ruang kerjanya. Misal seperti kerjadian air kiriman dari hulu Tangerang tanpa adanya informasi yang diterima para petugas dari Bendungan Batu Belah, Bogor, Jawa Barat. Saat itu, Abdul bersama rekannya sedang asyik berjaga hingga terlelap di larut malam hari. Abdul terkejut saat dirinya kembali terbangun dari tidur pulasnya dengan penampakan sosok manusia kurcaci. Sontak, Abdul membangunkan temannya tersebut. Namun, teman Abdul hanya tertidur pulas tanpa bisa dibangunkan dirinya. Merasa terbingung, Abdul yang telah bekerja sembilan tahun mencoba menyadarkan diri. Alhasil, saat ia menoleh ke arah kali ternyata air mendapat kiriman dari hulu hingga berstatus banjir. Padalah Abdul mengecek tidak ada panggilan dan laporan dari hulu Tangerang akan adanya air kiriman tersebut. "Enggak ada laporan dari hulu kalau ada air datang. Tahu-tahu dibangunin sama manusia kurcaci. "Saya diam, pas saya tengok pintu air ternyata air banjir," kenang ia sambil memegang pundaknya yang merasa merinding. "Bener tuh mas, saya kerap mengalami hal yang sama," saut salah satu teman Abdul yang bertugas dari dalam gedung. Pengalaman tersebut, kerap dialami oleh para petugas. Namun, para petugas seakan berterima kasih dengan hal mistis tersebut karena dianggapnya sebagai peringatan. "Para petugas jaga malam tertidur dan dibangunin lewat cara aneh seperti itu. Saya jadi terimakasih juga secara tidak langsung kami dibantu," jelasnya. Adapun, kisah aneh yang dialami oleh para petugas berupa suara menangis dari salah satu pintu bendungan. Bila suara tersebut didengar oleh para petugas, hal tersebut diyakini sebagai pertanda akan adanya temuan mayat yang tersangkut di pintu bendungan. "Kalau khusus petugas dengar pintu nangis sudah semuanya merasakan dan mendenger. Biasanya sehabis itu ada mayat di pintu yang terdengar nangis itu," jelas Abdul. Di sisi lain meski terkesan mistis, bendungan pengontrol air kawasan Tangerang yang masih mempertahankan desain kunonya itu dapat berdampak positif. Pasalnya, selain menjadi ikon kota, kawasan bendungan kerap menjadi tempat wisata bagi warga sekitar hingga mancanegara untuk mengadakan sebuah festival maupun pergelaran budaya. "Disini ada pecun. Pecun itu lomba dayung perahu naga. Kalau kemarin setelah pecun, tiap lima tahun sekali itu ada perlombaan perahu hias dari 12 negara," jelasnya. Namun, demi alasan keamanan pihak Pemerintah Kota Pemkot Tangerang mengganti lokasi tersebut yang masih dengan daerah aliran sungai DAS Bendungan Pintu Air 10. Dari hasil cerita di atas, bahwasanya kita hidup memang berdampingan dengan dunia lain yang ada aturan dan sumbernya, segala kebenarannya hanyalah milik Allah SWT. Sumber Warta Kota
AA A. TANGERANG - Jebolnya Bendungan Pintu Air 10 menyebabkan PDAM tidak bisa memproduksi air bersih dari Sungai Cisadane selama dua hari kemarin. Akibatnya, PDAM mengalam kerugian sekitar Rp400 juta. Hal itu dikatakan Direktur PDAM Tirta Benteng (TB) Kota Tangerang Suyanto saat meninjau Pintu Air 10, Kamis 30 Juli 2015.
Bendungan Pintu Air Sepuluh Salah satu peninggalan sejarah di Kota Tangerang yang masih megah terpelihara sampai sekarang adalah Bendungan Pintu Air Sepuluh atau yang juga dikenal dengan sebutan SANGEGO. Bendungan yang dibuat era tahun 1920an oleh Pemerintah Kolonial Belanda ini sampai sekarang masih berfungsi dengan baik membendung Sungai Cisadane yang membelah Kota Tangerang. Dengan fisik yang kokoh, tinggi bendungan ini mencapai 110 meter. Disebut dengan pintu 10, karena bendungan ini memiliki tiang penyangga sebanyak sepuluh buah dan terlihat seperti pintu yang berjumlah sepuluh buah. Bendungan ini dibangun pada awal abad ke-20 tepatnya antara tahun 1921 sampai 1930 sebagai bentuk manifestasi Potik Etis balas budi yang dijalankan oleh Pemerintah Kolonial Belanda kepada rakyat Indonesia. Dan Tangerang yang dijadikan salah satu Benteng Tangerang Kota Benteng pertahanan oleh Belanda selain menjalankan potik etis tersebut juga sangat logis membangun infrastruktur di wilayah pertahanan mereka. Sehingga selain membangun bendungan pintu sepuluh untuk menjaga dan mengontrol ketinggian air Sungai Cisadane guna kepentingan mencegah banjir dan irigasi, Pemerintah Kolonial Belanda juga membangun fasilitas pengolahan air bersih di samping bendungan yang kelak diteruskan fungsinya oleh pemerintah sebagai Kantor PDAM Tangerang guna pendistribusian air baku atau air bersih untuk kawasan Tangerang. Bendungan Pintu Air Sepuluh sampai dengan saat ini sangat bermanfaat bagi masyarakat Tangerang, khususnya Kota Tangerang. Kalau dikonversi dengan nilai rupiah saat ini, berapa nilai biaya pembangunan bendungannya saja seperti fisik bendungan pintu sepuluh. Pastinya luar biasa besar. Semoga Bendungan Pintu Air Sepuluh tidak sekedar menjadi simbol dan maskot sejarah belaka, tetapi juga dapat dibangun menjadi spot daerah objek pariwisata lokal dengan kelengkapan fasilitasnya. Sumber Share Artikel
Dokumentasipetugas mengamati aliran sungai di Bendungan Pintu Air Sepuluh Cisadane, Kota Tangerang, Banten, Jumat (13/2/15). Debit air di Bendungan Pintu Air Sepuluh Cisadane masih berada diatas status normal yang ketinggiannya mencapai 7,3 meter dengan tinggi normal 5 sampai dengan 6 meter, dan akan terus meningkat bila kawasan hulu sungai terus turun hujan.
403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID qchk0z9qEBYZPSLyKFXEYx4sAPQZr884NxBkBWVK_zxsDsIxY3bL5Q==
Pintuair Bendungan Engehalde, Bern, Swiss, lokasi ditemukannya Emmeril Kahn Mumtadz alias Eril. (Erwin/seniorbern.ch) Eril dinyatakan hilang setelah berenang di Sungai Aare, Bern, Swiss pada Kamis (26/5/2022) sekitar pukul 10.00 pagi.
Buat kamu yang tinggal ataupun sedang berkunjung daerah Tangerang, ada salah satu spot menarik untuk dijelajahi yaitu Bendungan Pintu Air 10. Bendungan yang terletak Kecamatan Karawaci ini menawarkan keindahan yang cukup unik dari tempat wisata lain yang ada di perkotaan khususnya di Tangerang. Apa sajakah keunikan yang ada di Bendungan Air Pintu 10 ini? Simak ulasan berikut ini. 1. Menilik sejarah berdirinya Bendungan Air Pintu 10 Bendungan Pintu Air 10, memiliki nama populer lain Bendungan Pasar Baru Irigasi Cisadane Foto Panduan Wisata jakarta Bendungan ini dibangun pada 1927 dan mulai digunakan di tahun 1932 pada masa penjajahan Belanda. Bendungan itu dapat mengairi kurang lebih Ha sawah yang ada daerah Kota serta Kabupaten Tangerang. Bendungan ini oleh penduduk di sekitar bendungan biasa disebut dengan “Bendungan Pasar Baru Irigasi Cisadane” atau “Bendungan Sangego”. Kenapa oleh penduduk sekitar dinamakan juga dengan Bendungan Cisadane? Karena bendungan ini terletak di aliran sungai Cisadane. Sungai Cisadane adalah salah satu sungai utama yang mengalir melalui Provinsi Banten serta Provinsi Jawa Barat. Sungai Cisadane ini memiliki panjang aliran sekitar 80 Km. Sumber air Sungai Cisadane bermula dari Gunung Salak – Pangrango di Kabupaten Bogor yang mengalir hingga ke muaranya yang ada di Laut Jawa. Baca Juga Yuk Intip 5 Sajian Menarik di Telaga Biru Cisoka 2. Bentuk dan proses pembangunan bendungan yang memiliki cerita menarik Ilustrasi Bendungan Pintu Air 10 pada zaman dulu Foto Wikipedia Sesuai dengan namanya, Bendungan Pintu Air Sepuluh ini mempunyai sepuluh buah pintu air yang lebarnya masing-masing sepuluh meter. Konon pemerintah Belanda mendatangkan pekerja dari kota Cirebon untuk membangun bendungan ini. Ini mungkin dilakukan karena pada saat itu banyak pembangunan yang dilakukan oleh Belanda dan membutuhkan banyak sekali pekerja. Oleh karena itu pembangunan bendungan ini bisa lebih cepat selesai. 3. Fungsi utama bendungan dari masa ke masa Bendungan Pintu Air 10, digunakan untuk irigasi penduduk sekitar Sungai Cisadane Foto Flickr Sesuai dengan fungsi Sungai Cisadane, bendungan ini berperan penting dalam kehidupan masyarakat di sepanjang daerah aliran sungai DAS hingga sekarang. Yang berubah hanyalah jenis peranannya. Pada zaman Kerajaan Tarumanegara hingga awal zaman Hindia Belanda, sungai ini berperan sebagai sarana lalu lintas air yang menghubungkan daerah pedalaman dengan daerah pesisir. Sedangkan saat ini bendungan ini berfungsi untuk sumber penghidupan masyarakat yang tinggal di sepanjang DAS, untuk irigasi persawahan dan perikanan di daerah dataran rendah bagian utara Tangerang. Baca Juga 5 Alasan Utama Berkunjung ke Taman Cikokol Tangerang 4. Menawarkan suasana yang berbeda di perkotaan Bendungan Pintu Air 10, memiliki suasana yang mempesona pada sore hari Foto Deskgram Bendungan ini memang bukan dibangun sebagai tempat wisata, tetapi bagi warga sekitar maupun masyarakat di sekitar kota Tangerang, bendungan ini menjadi salah satu tempat menarik untuk dikunjungi. Karena tempat ini memiliki suasana yang tenang dan sepi jauh berbeda dengan suasana di perkotaan. Waktu yang paling ramai adalah pada sore hari, di mana orang-orang menikmati suasana yang menakjubkan sebelum matahari terbenam. Banyak spot-spot tertentu yang cocok untuk menyalurkan hobi fotografi kamu dengan suasana yang berbeda. Baca Juga Yuk Uji Adrenalin di Kandang Godzilla, Tebing Goja 5. Lokasi menuju bendungan Ilustrasi peta lokasi menuju Bendungan Pintu Air 10 di daerah Karawaci Foto Google Maps Untuk lokasi, Bendungan ini terletak di Kota Tangerang. Jika kamu ingin mengunjunginya, disarankan untuk menggunakan kendaraan pribadi agar lebih mudah. Dibutuhkan sekitar 2 jam perjalanan dari Jakarta menuju dengan jarak tempuh sekitar 39 km. Rute tercepat adalah melalui Pantura. Setelah tiba di Tangerang, kamu menuju ke daerah Karawaci. Bendungan ini terletak di Jalan Raya Sangego, Jaya, Kota Tangerang. Nah, untuk kamu yang bosan dengan hingar bingar suasana kota, tempat ini cocok untuk menyegarkan pikiran dan menenangkan diri sambil melihat aliran sungai Cisadane serta panorama yang khas. Tertarik menghabiskan waktu sore di Pintu Air 10?YGU
penjagapintu tersebut lalai dalam tugasnya, maka Penelitian yang dilakukan oleh Saputra tuas pembuka dan penutup pintu tidak (2014) dengan Judul Prototype Sistem Pengaturan diberfungsikan dengan baik sehingga dapat Pintu Air Otomatis Pada Bendungan sebagai menyebabkan air meluap ke lingkungan warga Pengendali Banjir.
Tangerang dikenal sebagai kota kawasan 1000 industri. Hal ini karena sebagian besar wilayah Tangerang merupakan kawasan Industri. Namun tahu kah kamu di Tangerang juga ada sebuah bendungan yang kerap dijadikan sebagai destinasi untuk refreshing? Ya, Bendungan ini disebut Bendungan Pintu Air Sepuluh. Lokasinya berada di daerah Kota Tangerang, tepatnya Sungai Cisadane. Orang-orang setempat menyebutnya Bendungan Pasar Baru Irigasi Cisadane atau Bendungan Sangengo. Sesuai namanya, Bendungan Pintu Air Sepuluh memiliki 10 pintu air dengan lebar masing-masing 10 meter . Bendungan ini merupakan peninggalan dari zaman kolonialisme Belanda lho! Hingga saat ini, fisiknya masih kokoh dengan keaslian bangunan yang masih terjaga, serta dapat dimanfaatkan sesuai fungsinya. Yuk, simak sejarahnya pada artikel di bawah ini. Sejarah Bendungan Pintu Air SepuluhBendungan Pintu Air Sepuluh mulai dibangun pada pada awal abad ke-20, yakni pada masa pemerintahan kolonial Belanda di Indonesia. Pembangunan bendungan ini merupakan salah satu bentuk manifestasi Politik Etis atau Politik Balas Budi yang dicetuskan oleh Van Deventer dari Belanda. Salah satu dari tiga isi program Politik Etis atau yang disebut dengan Trias Vandeventer ini adalah irigasi, yakni membangun pengairan-pengairan dan bendungan untuk keperluan pertanian. Pada masa itu, Tangerang dijadikan sebagai kota benteng pertahanan Belanda di Indonesia. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk membangun infrastruktur di wilayah tersebut. Kebetulan di sana ada Sungai Cisadane yang mengalir hingga sepanjang 126 km melintasi Kota Tangerang. Jadi daerah tersebut dirasa tepat untuk menjalankan Politik Etis Belanda. Berdasarkan catatan sejarah, selain memanfaatkan tenaga penduduk setempat dalam pembangunan bendungan ini, pemerintah Belanda juga mendatangkan pekerja dari Cirebon. Peran Bendungan Pintu Air Sepuluh dalam kehidupan masyarakat Tangerang Sejak zaman pemerintahan Kerajaan Tarumanegara, Sungai Cisadane telah difungsikan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat, terutama yang hidup di daerah aliran sungai. Hingga awal pemerintahan Hindia Belanda, peranan sungai ini masih sama. Sejak pembangunan Bendungan Pintu Air Sepuluh di Sungai Cisadane, peran penting sungai ini berubah lebih besar, yakni untuk keperluan irigasi. Dengan bantuan bendungan ini, air dapat dialirkan hingga ke 1500 Ha sawah yang terbentang dari Kota Tangerang hingga Kabupaten Tangerang. Selain untuk keperluan irigasi, tinggi bendungan yang mencapai 110 meter tersebut dibuat untuk mencegah banjir. Sebelumnya, pemerintah Belanda juga membangun fasilitas yang berfungsi untuk pengolahan air bersih. Letaknya persis di samping bendungan. Namun oleh pemerintah lokal, tempat tersebut dialih-fungsikan menjadi kantor PDAM untuk kawasan Tangerang. Menjadikan Bendungan Pintu Air Sepuluh sebagai destinasi wisata Bagi orang-orang yang ingin memanjakan mata dengan bangunan bersejarah dan panorama alam, Bendungan Pintu Air Sepuluh dapat dijadikan sebagai opsi. Meskipun berada di wilayah Kota Tangerang, tempat ini tidak hingar-bingar seperti Jakarta. Suasana ini membuat Bendungan Pintu Air Sepuluh sangat cocok dijadikan sebagai tempat untuk menenangkan pikiran. Saat ini, masyarat yang tinggal di daerah Tangerang sering memanfaatkan tempat tersebut untuk sekedar refreshing, jogging di jalanan sekitar bendungan, hingga menunggu matahari terbenam. Bagi orang-orang yang hobi fotografi, pemandangan Sungai Cisadane dan Bendungan Pintu Air Sepuluh dapat menjadi lokasi foto yang photogenic dan instagramable. Harapannya, masyarakat dan pemerintah dapat tetap bersama-sama menjaga keaslian bangunan bersejarah tersebut. Sehingga untuk ke depannya, Bendungan Pintu Air Sepuluh sebagai bagian dari sejarah kolonialisme di Indonesia, dapat lebih dikenal oleh orang-orang yang berasal dari luar Tangerang. Nah, itu dia sejarah, peran, serta fungsi Bendungan Pintu Air Sepuluh di Tangerang. Sebagai masyarakat Indonesia yang tidak ingin melupakan secara, bagaimana, kamu tertarik mengunjunginya?
Menurutnya air keluar dari Bendungan Jatiluhur hanya 93 m3/detik, dimana debit banjir berasal dari Sungai Cikao tercatat sebesar 223,82 m3/detik dan puncak limpasan Cibeet 681 m3/detik menuju aliran ke Kabupaten Karawang yang berada di hilir Bendungan Jatiluhur. Sebagai informasi, Bendungan Jatiluhur tidak memiliki pintu yang dibuka tutup
Bendungan Pintu Air Sepuluh Tangerang atau Bendungan Pasar Baru Irigasi Cisadane lokasinya berada di Desa Koang Jaya, Karawaci, Tangerang. Untuk sampai ke tempat itu, saya melewati jembatan yang melintang di atas Sungai Cisadane, dan lalu belok kanan. Lokasi bendung berada di pojok kanan jalan yang berkelok ke arah kiri. Bentang Bendungan Pintu Air Sepuluh berada di sebelah kanan jalan arah menuju ke Masjid Pintu Seribu yang jaraknya 3,2 km lagi arah ke barat daya. Tak ada parkir khusus da tempat itu, namun ada ruang luang yang tak begitu besar untuk kendaraan berhenti tanpa terlalu mengganggu lalu lintas di jalan. Sungai Cisadane adalah salah satu sungai utama yang airnya mengalir melewati Provinsi Banten dan Provinsi Jawa Barat. Sungai itu merentang sepanjang sekitar 80 Km. Sumber air Sungai Cisadane berawal dari Gunung Salak – Pangrango di Kabupaten Bogor, dan kemudian mengalir hingga sampai ke muaranya yang berada di Laut Jawa. Sesuai dengan nama julukan populernya, Pintu Air Sepuluh Tangerang atau Bendungan Sangego memiliki sepuluh buah pintu air yang lebarnya masing-masing sepuluh meter. Penguasa Belanda di jaman kolonial mulai membangun Bendungan Pasar Baru Irigasi Cisadane ini pada tahun 1927 dan membutuhkan waktu hingga lima tahun sebelum mulai digunakan pada 1932. Konon pemerintah Belanda sampai perlu mendatangkan para pekerja yang berasal dari kota Cirebon ketika membangun bendung ini. Bisa jadi karena di saat yang bersamaan ada banyak proyek yang sedang dikerjakan, sehingga jumlah tenaga kerja yang ada di sekitar lokasi sudah tidak lagi mencukupi kebutuhan. Sebuah pemandangan menarik terlihat ketika seorang pria muda tampak tengah menebar jala dari atas Bendungan Pintu Air Sepuluh Tangerang di ruang diantara dua buah pintu air. Agaknya Sungai Cisadane bukan hanya menghidupi para petani dan pemilik sawah serta menjadi sumber air minum kota Tangerang, namun juga menjadi tempat bermain anak dan mencari ikan. Saya memotret pemandangan di Bendungan Pintu Air Sepuluh Tangerang ketika batang pisang masih menjadi mainan pilihan bagi anak-anak untuk bermain di sungai yang permukaan airnya tampak sedang surut. Seorang pria usia pertengahan abad terlihat tengah berjalan membawa jala untuk mengais rejeki dari dalam perut air Sungai Cisadane di dekat lokasi bendungan. Agak di sebelah kanan seorang pria memancing dengan berjongkok di "pulau" di tengah sungai di bawah bendungan, yang membutuhkan kesabaran dan kewaspadaan karena permukaan air sewaktu-waktu bisa naik. Ikan sebesar telapak tangan beberapa kali terlihat berhasil dikail dan dimasukkan ke dalam bubu yang ia bawa. Lebih ke kanan lagi ada seorang pria tampak tengah mengail dari atas bendungan yang cukup tinggi. Tentu membutuhkan senar yang panjang dan kuat untuk memancing dengan cara seperti itu. Selain sebagai pengendali banjir, fungsi utama bendungan ini adalah untuk mengairi areal persawahan seluas ha lebih yang meliputi Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang, Kabupaten Serang dan DKI Jakarta. Bentang Bendungan Pintu Air Sepuluh Tangerang merentang sepanjang 125 meter dan dibuat dengan konstruksi beton bertulang. Cukup menarik melihat aktivitas penduduk di sekitar bendungan, dan jika mau anda pun bisa naik melewati tangga untuk kemudian berdiri menikmati pemandangan dari atas konstruksi besi bendungan, tentu dengan ijin penjaga yang bertugas. Sewaktu kunjungan saya itu hanya tiga buah pintu air yang dibuka. Pintu-pintu air ini masih digerakkan oleh mesin-mesin tua HEMAAF warisan Belanda berkekuatan 6000 Watt yang seusia dengan umur bendungan. Ada lima buah mesin penggerak pintu yang masing-masing menggerakkan dua buah pintu air. Akan sangat menarik jika saja di tepian Bendungan Pintu Air Sepuluh Tangerang dibangun tempat minum dan makan yang bisa dipakai bersantai dan menikmati pemandangan setelah berjalan menyusur sungai dan bendungan. Pengembangan kawasan wisata seperti ini perlu terus dilakukan oleh pemerintah setempat untuk membantu bergeraknya ekonomi. Alamat Bendungan Pintu Air Sepuluh berada di Jl Raya Sangego, Desa Koang Jaya, Kecamatan Karawaci, Tangerang Kota. Lokasi GPS Waze smartphone Android dan iOS . Jam buka sepanjang waktu. Harga tiket masuk sumbangan diharapkan. Hotel di Tangerang, Hotel di Tangerang Selatan, Tempat Wisata di Tangerang, Peta Wisata Tangerang., seorang pejalan musiman dan penyuka sejarah. Penduduk Jakarta yang sedang tinggal di Cikarang Utara. Traktir BA secangkir kopi. Secangkir saja ya! Februari 16, 2021.